Mengejar Terkabulnya Doa di Tempat-tempat Mustajab –
Muslim mana yang tak ingin doanya dikabulkan Allah? Bayangkan bila ada
suatu tempat dimana bila kita berdoa di tempat tersebut, doa akan
dikabulkan Allah. Tentu, kita akan “mengejar” berdoa di tempat tersebut,
sedapat mungkin. Di tanah sucilah kesempatan tersebut terbuka lebar.
Sebab, ada beberapa tempat-terutama mekah dan madinah yang mustajab
apabila kita berdoa di sana.
1.000 hingga 100.000 kali
Mekah dan Madinah adalah dua kota di Arab Saudi yang mendapat sebutan
istimewa, Al Haramain. Tak ada tempat yang keistimewaannya melebihi
kedua kota itu. Nilai-nilai keistimewaan kedua kota tersebut juga telah
diberitakan Al Qur’an dan hadist. Ada tiga mesjid yang bila kita shalat
di dalamnya, maka kita akan mendapat pahala berlipat-lipat, yakni
Masjidil Haram di Mekah, Masjid Nabawi di Madinah, dan Masjidil aqsha di
Palestina. Bila di Masjidil Aqsha pahalanya bisa 1.000 kali lipat, maka
di Masjid Nabawi 10.000 kali, dan Masjidil Haram bahkan hingga 100.000
kali!
Menurut Sitaresmi Soekanto, ustadzah yang
seringmenjadi pembimbing Haji, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi memang
merupakan masjid-masjid yang istimewa dan utama. Meski balasan bila kita
shalat disana hingga 100.000 kali, menurut Sita tidak berarti setiap
orang yang datang ke sana doanya pasti terkabul sehingga satu-dua kali
berdoa sudah merasa cukup. “Betapa banyak orang yang tinggal di sana,
bahkan penduduk sana, tapi hatinya tidak tertambat. Hal itu kembali
kepada masalah hidayah, rahasia Allah. Kebesihan hati serta adab-adab
doa tetap harus diperhatikan,” kata Dosen mata kuliah Agama Islam di
fakultas Sastra dan Bahasa dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia ini.
Tempat-tempat Istimewa dan Mustajab
Selain istimewa, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi merupakan
tempat-tempat yang mustajab untuk berdoa. Multazam, Raudhah, dan Arafah
adalah tempat yang paling mustajab untuk berdoa. Lebih lengkap, dalam
kitab Al Majimu, Imam Nawawi menyebutkan tempat-tempat yang istimewa di
Tanah Suci sekaligus tempat mustajab, adalah:
1. Multazam (antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah)
“Merupakan bagian dinding yang terletak antara Hajar Aswad dan pintu
Ka’bah, sekitar 2 meter panjangnya. Multazam lah yang oleh Rasulullah
disebutkan sebagai tempat “paling mujarab” untuk berdoa, seperti di
riwayatkan Al Baihaqi dan Ibnu Abbas: “Antara rukun Aswad—sudut tempat
Hajar Aswad dan pintu Ka’bah disebut Multazam, melainkan Allah
mengabulkan permintaannya.”
2. Rukun Yamani dan Hajar Aswad (Masjidil Haram)
Rukun adalah sandi atau tiang, yakni 4 sudut Ka’bah yang diberi nama
Rukun Aswad, Rukun Iraqi, Rukun Syami, dan Rukun Yamani. Rukun Aswad
yang lebihdikenal dengan Hajar Aswad merupakan posisi “batu hitam” yang
turut sebagian riwayat adalah batu dari yang menggantung setinggi 1,5
meter dari atas tanah. Saat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail mendapat
perintah dari Allah untuk meninggikan pondasi Ka’bah, Hajar Aswad
dijadikan salah satu pondasi. “Dan (ingatlah), ketika ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail
(seraya berdoa): “Ya Tuhan kami, terimalah daripada kami (amalan kami),
sesungguhnya Engkaulah yang maha mendengar lagi maha mengetahui.”
(QS Al Baqarah: 127). Hajar Aswad adalah posisi permulaan bagi jemaah
haji untuk melakukan tawaf. Karena keistimewaannya, berdoa di hajar
aswad juga sangat mustajab. Disunnahkan juga untuk mencium batu hitam
tersebut.
3. Maqam Ibrahim (dekat Ka’bah)
Bukanlah kuburan, namun batu yang tercetak pijakan kaki Nabi Ibrahim
saat beliau akan membangun Ka’bah. Diriwayatkan, batu tersebut dapat
naik dan turun sendiri sesuai kemauan Nabi Ibrahim saat melakukan
pemasangan batu untuk dinding ka’bah. Ibnu Abbas menyebutkan: “tidak ada sesuatupun di dunia ini yang berasal dari surga, kecuali Hajar Aswad dan maqam Ibrahim.” Kini
batu tersebut disimpan dalam bangunan kristal berkrangka besi dan
tertutup kaca tebal. Di sekitar maqam ibrahim ini orang melakukan shalat
sunnah apabila telah selesai tawaf. Istimewannya maqam ini di sebutkan
Allah dalam QS Al Baqarah: 125, “Dan jadikanlah sebagian dari maqam Ibrahim itu sebagai tempat shalat.”
4. Hijir Ismail (dekat Ka’bah)
Terletak di sebelah utara Ka’bah, berbentuk setengah lingkaran. Hijir
Ismail dibangun Nabi Ibrahim sebagai tempat berteduh sewaktu membangun
Ka’bah. Hijir Ismail pada awalnya masuk dalam bagian Ka’bah dari
kerusakan, karena kekurangan biaya mereka mengurangi bangunan Ka’bah 6
hasta. Rasulullah bersabda, “Dari Aisyah ra berkata: Aku ingin
sekali masuk kedalam ka’bah untuk shalat di dalamnya.” Maka Rasulullah
SAW menarik tanganku masuk ke Hijir Ismail seraya berkata “Apabila
engkau mau masuk ke dalam ka’bah, maka sesungguhnya hijir ini sebagian
dari Ka’bah. Karena kaummu ketika membina Ka’bah kembali menguranginya
hingga Hijir itu berada di luar Ka’bah.” (hadist riwayat Ahmad, Abu
Daud, Nasai, dan Tirmizi). Oleh karena sebagian Hijir Ismail termasuk
bagian ka’bah, maka pelaksanaan tawaf di lakukan di luar Hijir Ismail,
termasuk juga shalat fardhu.
5. Dalam Ka’bah
Di dalamnya terdapat 3 tiang utama yang berfungsi menyangga atap
Ka’bah. Di situ ada mihrab, dimana Rasulullah pernah shalat. Ada pula
tangga untuk naik ke atap. Dinding-dinding di dalamnya di lapisi batu
mualam dan marmer yang di hiasi kaligrafi.
6. Mizhab atau talang emas (di depan Hijir Ismail)
Mizhab adalah talang air yang terletak pada sisi bagian utara
menghadap Hijir Ismail. Awalnya Ka’bah tak memiliki atap sehingga tidak
memerlukan talang (saluran) air. Saat suku Quraisy merenovasi dan
melengkapi dengan atap, maka di perlukan talang untuk membuang air
hujan. Pada masa khalifah Walid bin Abdul Malik (Bani Umayyah) talang
Ka’bah telah di selaputi emas. Semasa pemerintahan Sultan Abdul Majid
(1267 H) bin Mahmud Khan (istanbul) talang tersebut di ganti dengan emas
seluruhnya, dengan berat sekitar 40 kg.
7. Sumur Zam-zam (Masjidil Haram)
Rasulullah SAW meminum air dari sumur zam-zam dan beliau bersabda: “Air
Zam-zam penuh berkah dan makanan yang mengenyanginyadan obat bagi
penyakit. Jibril mencuci hatiku pada malam isra’ adalah dengan air sumur
itu.”(HR Bukhari Muslim)
8. Bukit Shafa dan Marwah (komplek masjidil haram)
Kisah Siti Hajar yang mencari air untuk anaknya, ismail as, menjadi
dasar bagi prosesi sa’i dalam Ibadah Haji dan Umrah. Jarak antara
Shafa-Marwah 415 meter (sebagian sumber menyebut 405 dan 450 meter).
Kedua bukit ini sekarang sudah termasuk bangunan Masjidil Haram. Namun
hukum kesuciannya tetap berlaku “terpisah” , bahwa lokasi tersebut
adalah lokasi di luar masjid. Sehingga muslimah yang sedang haid boleh
melakukan sa’i.
9. Raudhah (Masjid Nabawi, Madinah)
“Di antara rumahku dan mimbarku adalah taman-taman surga dan mimbarku
berada di atas telagaku,” begitu sabda Rasulullah saw (Muttafaq
alaihi). Selain multazam, Raudhah merupakam tempat berdoa paling
mustazab. Tak heran, di masa haji, tempat tempat ini menjadi “rebutan”
para jamaah haji untuk shalat dan berdoa. Raudhah merupakan “bekas”
rumah Rasulullah yang kini termasuk dalam Masjid Nabawi. Posisinya
antara makam Rasulullah dan Mimbar Rasulullah, dengan luas kurang lebih
144 meter persegi. Raudhah berarti “taman surga”. Beberapa ahli
meriwayatkan bahwa tempat tersebut kelak setelah kiamat akan benar benar
allah pindahkan ke surga, sehingga ia menjadi bagian taman surga.
10. Padang Arafah (saat wuquf)
Merupakan tempat untuk melakukan wuquf, salah satu rukun Haji, yang
bila tidak di laksanakan maka hajinya batal (tidak sah). Keutamaan
arafah sebagai tempat yang mustazab untuk berdoa adalah berdasar sabda
rasulullah saw, : “Doa yang paling afdol adalah doa di hari arafah.”
Dalam riwayat lain, rasulullah bersabda, “tidak ada hari yang paling
banyak allah menentukan pembebasan hambanya dari neraka, kecuali hari
arafah.”
11. Mina (saat hari tasyriq)
Sesungguhnya mina itu seperti rahim, yang ketika terjadi kehamilan
diluaskan oleh allah swt,” sabbda Rasulullah saw mengenai keistimewaan
tempat yang terletak 7 kilometer dari Masjidil Haram ini. “keajaiban”
mina memang kemampuannya menampung sekuruh jemaah Haji yang datang
menjelang tanggal 10 zulhijah untuk melontar jimrah. Dua juta orang
berkumpul namun mina seakan selalu menjadi lebih luas layaknya rahim
seorang ibu yang sedang mengandung.
12. Mudzalifah (saat mabit)
Terletak diantara Mina dan MeKkah, Muzalifah merupakan lembah yang
panjangnya sekitar 4 kilometer. Di tempat ini jemaah haji mabit awal
(berhenti sejenak) untuk mengumpulkan 7 butir batu.
13. Di Jumratul Aqabah, Jumratul Wustha, dan Jumratul Ula (tiga pilar di tempatmelempar batu di mina)
Saat Nabi Ibrahim as di perintahkan Allah untuk menyembelih putranya
Ismail, setan menggoda beliau agar tidak melaksanakan perintah itu. Tiga
kali beliau di goda setan, tiga kali juga beliau melemparkan batu
kepada setan. Di tempat-tempat Nabi Ibrahim melemparlah di bangun
tugu-tugu peringatan. Jumlah ula terletak di dekat Masjid Khaif, jumlah
wustha berjarak 150 meter dari jumrah ula, dan jumrah aqabah berada di
pintu gerbang mina, berjarak sekitar 190 meter dari jumrah wustha.
Jangan memaksakan diri
Dua juta manusia berkumpul di tanah suci, tentu bukan hal mudah
berdoa di tempat-tempat Mustzab tersebut di atas. Menurut Sita,
kesabaranlah kuncinya. “di Multazam atau Hazar Aswad misalnya, karena
tempatnya sesak, susah untuk benar-benar merapat ke tembok. Jadi
caranya, kita tarik saja garis lurus yang sejajar dengan Multazam,
kemudian menengok ke arah Multazam. Asal shalat atau doanya masih di
pelataran ka’bah, masih dianggap sama kok. Begitu juga di Maqam Ibrahim
bila tidak bisa tepat di belakangnya kita mundur saja ambil garis lurus
dengan Maqam Ibrahim, asal masih di pelataran Masjidil Haram,” jelas
Sita
“Memang dari sisi pengalaman emosional dan spiritual mungkin berbeda
jika kita benar-benar berhasil merapat ke dinding. Tapi jangan
memaksakan diri. Kondisi Haji akan sangat padat, seringkai terjadi
misalnya jilbab seorang muslimah copot karena berdesak desakan. Saya
juga banyak menemui orang terlalu ngotot untuk mencium Hajar Aswad.
Padahal itu sunnah gara-gara untuk mencium Hajar Aswad pula, banyak
jamaah Haji yang berkelahi, atau banyak terjadi transaksi oleh calo-calo
yang menawarkan untuk mengawal (membuka jalan) untuk mencium Hajar
Aswad.”
Senada bila kita hendak shalat atau berdoa di Raudhah. Begitu
banyaknya jemaah yang ingin merapat ke Raudhah, tetapi sering terjadi
kezaliman. Menurut Sita, banyak terjadi dorong-dorongan sehingga banyak
yang pingsan atau meninggal. “benar-benar di butuhkan kesabaran. Kadang
orang yang menderita berada di kerumunan, ini sangat berbahaya karena
kita bisa berada di kerumunan hingga 1 jam lebih. Kalu kita mundur itu
mustahil karena melawan arus. Jadi harus tabah sampai kita terdorong
sendiri kedepan sebab ada kejadian orang yang panik di kerumunan dan
hendak berbalik arah, tapi malah jadi terinjak injak. Jadi bila tak
sempat shalat, cukup berdoa saja,” jelas ibu 7 anak ini.
Berjuang untuk dapat shalat dan berdoa di tempat-tempat Mustazab
memang perlu namun jangan sampa menghilangkan logika, memaksakan diri,
sehingga saat akan mengerjakan yang wajib, malah tak sanggup karena,
misalnya tenaga sudah terkuras. (Rahmadiyanti -syaamilquran.com)